(Bontang, 22 Desember 2016). Wali Kota Bontang melakukan studi banding ke Kota Kediri terkait rencana pembangunan taman kota. Pembangunan taman kota yang juga didukung penuh beberapa perusahaan di Bontang ini pun dipastikan akan dibangun secara maksimal.
Kunjungan ini selain menjalin silahturahmi dengan Bupati Kediri juga dalam rangka mencari masukan untuk persiapan rencana pembangunan Alun-alun Kota Bontang.
“Bontang harus punya alun-alun atau taman kota. Karena kita adalah kota industri yang memerlukan banyak ruang terbuka hijau. Alun alun atau taman kota menjadi salah satu solusinya. Apalagi ini adalah salah satu perwujudan visi misi Kota Bontang yaitu menjadikan Kota Bontang sebagai Green City melalui peningkatan kualitas lingkungan hidup,” kata Neni.
Kunjungan Wali Kota didampingi langsung oleh pimpinan PT KMI yakni Ir. Agus Prayitno ini, diterima langsung oleh Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
“Selain mewujudkan Bontang sebagai Green City keberadaan taman tersebut pastinya akan memperindah Kota Bontang serta meperkuat jati diri Kota Bontang sebagai Kota Taman,” ujar Wali Kota.
Untuk lokasi pembangunan alun – alun, pemerintah kini berharap kawasan HOP VII Badak LNG di Jalan Bhayangkara dijadikan alun-alun kota.
“Ya, sedang kami usahakan agar Badak mau menghibahkan lahannya. Lokasinya strategis dan cocok untuk masyarakat berkumpul,” kata Wali Kota.
Kebutuhannya pun jelas, untuk taman kota sekaligus alun-alun kota yang akan dipergunakan warga Bontang berekreasi atau berkumpul. “Kita dijuluki Kota Taman. Tapi, tamannya masih kurang. Jadi, butuh penambahan lagi,” ucapnya.
Wali Kota menjelaskan, taman kota dan alun-alun itu akan menjadi paru-paru Bontang. Saat ini, pemkot memfokuskan pembangunan pada penataan kota dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Hal itu berusaha diwujudkan dengan menerapkan kebijakan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan secara konsisten. Praktiknya adalah dengan menyediakan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota.
Selanjutnya, Neni menghimbau seluruh warga secara aktif memahami pentingnya penjaga dan melestarikan lingkungan. Mereka diajarkan cara mengelola limbah dan sampah rumah tangga agar tidak mencemari ligkungan baik di darat maupun pesisir. dan masyarakat dilibatkan dalam pemeliharaan perairan, kawasan terumbu karang dan pengawasan aparat secara sungguh-sungguh terhadap potensi pengerusakan hutan mangrove.
“Pembuatan taman untuk RTH bermacam-macam, ada yang diperuntukkan bagi publik, ada juga yang diperuntukkan sebagai konservasi habitat atau organisme tertentu,” urai dia.
Nah, berdasarkan tujuan, tanaman yang digunakan untuk pembuatan Green open space dapat berbeda, sebagai contoh, tanaman keras (pohon) yang tajuknya terlalu besar dan banyak daun yang berguguran kurang tepat jika ditanam sebagai green belt di pinggir jalan.
Akses, kata Neni, juga hal terpenting dalam merencanakan bentuk RTH atau taman. Akses dapat didesain berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Taman kota yang diperuntukkan bagi publik pastinya membutuhkan akses yang mudah, sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Bagian Humas – PPID Kota Bontang