(Bontang, 5 Oktober 2016). Meskipun diguyur hujan, pelaksanaan pembukaan Erau Pelas Benua Guntung 2016 yang diselenggarakan Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan Lembaga Adat Kutai Bontang berlangsung khidmat. Setiap rangkaian ritual adat seperti prosesi tepung tawar dan beluluh, penyalaan obor brong serta pendirian rondong ayu yang menandakan dimulainya agenda tahunan yang terlaksana secara berurutan dan berlangsung sukses.
Erau Pelas Benua merupakan pesta budaya masyarakat Kutai yang menjadi ciri khas Kota Bontang dan digelar rutin setiap tahunnya. Tujuan dilaksanakannya Erau Pelas Benua adalah untuk membersihkan dan memohon perlindungan agar Kota Bontang bersih dan terhindar dari segala marabahaya.
Erau Pelas Benua digelar di Rumah Adat Kutai Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Selasa (6/10) kemarin. Hadir sekaligus membuka kegiatan, Walikota Bontang HJ. Neni Moernaeni bersama suaminya H.A Sofyan Hasdam, Wawali Basri Rase dan istrinya Hapidah, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Adji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat, Juru Bicara Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger.
Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim Aswin, unsur SKPD, staf ahli dan asisten serta kepala SKPD dilingkungan Pemkot Bontang, Ketua Lembaga Adat Kutai Kota Bontang Ismail, perwakilan perusahaan di Kota Bontang serta ribuan masyarakat Kota Bontang yang turut serta hikmat menyaksikan prosesi pembukaan Erau Pelas Benua Guntung.
Dalam sambutannya, Wali Kota Neni Moerniaeni menyampaikan dilaksanakannya Erau Pelas Benua adalah untuk menggali dan mengembangkan nilai budaya Kutai menjadi objek wisata adat di Bontang. Selain itu Erau Pelas Benua diharapkan dapat memberikan multi player effect seperti peningkatan ekonomi kerakyatan khususnya bagi masyarakat di Guntung sekaligus menegaskan bahwa pemerintah Kota Bontang tidak hanya fokus pada industri saja, tetapi juga sangat peduli kelestarian budaya lokal seperti Erau Pelas Benua ini.
“Kelurahan Guntung memang telah kami tetapkan sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Bontang. Akan tetapi, untuk mewujudkan Guntung sebagai destinasi wisata budaya di Bontang tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, dan yang terpenting adalah dalam pelaksanaannya akan diisi dengan beberapa pagelaran seni dan tari dari suku Kutai dan suku lain di Kota Bontang,” terangnya.
Dengan ditampilkannya seni dan tari dari seluruh suku yang ada di Bontang, Neni Moerniaeni menegaskan bahwa masyarakat sangat menjunjung tinggi dan saling menghormati antara suku di Kota Bontang. Selanjutnya, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpatisipasi memeriahkan Erau Pelas Benua, serta menjadikan Erau Pelas Benua menjadi perekat dan pemersatu masyarakat di Bontang.
Sementara itu, juru bicara Kesultanan Kutai Kartanegara Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Bontang karena konsisten melestarikan kebudayaan masyarakat Kutai. Diharapkan, Erau Pelas Benua ini menjadi perekat dan pemersatu masyarakat Kota Bontang.
“Kami dari Kesultanan secara khusus memberikan apresiasi kepada seluruh lapisan masyarakat Kota Bontang yang sejauh ini sangat bersemangat untuk memeriahkan Erau Pelas Benua. Kami berharap seluruh ritual adat Kutai yang dilaksanakan pada Erau Pelas Benua ini dapat memberikan warna tersendiri bagi masyarakat Bontang, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” tuturnya.
Pelaksanaan Erau Pelas Benua 2016 ini memiliki kesan tersendiri bagi Walikota Neni Moerniaeni. Karena pada pelaksanaan pembukaan erau ini beliau mendapatkan gelar dari Kesultanan Kutai Kartanegara yaitu Raden Puaq Tonro Doete yang berarti pemimpin yang memegang amanah dan bijaksana. Gelar Kesultanan tersebut diserahkan langsung oleh Putra Mahkota Kesultanan Adji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat kepada Neni Moerniaeni.
Bagian Humas – PPID Kota Bontang